Filsafat,
Agama dan Keyakinan Adanya Tuhan
Pada pertemuan humanistic
studies kali ini lebih spesial dibandingkan yang biasanya karena dibawakan
oleh dosen cantik dan muda dari Universitas Indonesia yaitu Saras Dewi. Saras
Dewi seorang dosen yang sudah memiliki gelar Master Humanistic. Materi Kuliah
yang dibawakan adalah membahas tentang filsafat dan agama. Kedua hal ini sangat
sensitif sekali dibicarakan karena menyangkut soal keyakinan yang harus
disertai akal, iman dan alasan. Terkadang saya bertanya pada diri sendiri “mengapa
keyakinan yang sudah disepakati oleh diri sendiri sejak lama harus
dipertanyakan kembali?” Bukankah hal ini jika dibahas akan membuat keraguan dan
kebingungan dalam diri. Berikut adalah sedikit respon dari materi kuliah
mengenai filsafat dan agama serta pandangan mengenai keyakinan adanya Tuhan
dalam hidup saya.
Dalam kehidupan manusia harus dilengkapi dengan keyakinan dan berfikir. Dua hal ini berhubungan dengan agama dan filsafat. Agama dalam bahasa sansekerta merupakan sebuah doktrin yang berarti ajaran sehingga harus patuh terhadap sesuatu yang sakral. Filsafat berasal dari kata Philosophia yaitu kecintaan terhadap kebijaksanaan sehingga mengharuskan manusia berfikir kritis. Namun ada beberapa pertanyaan yang timbul apakah filsafat dan agama berjalan terpisah atau filsafat dan agama dapat dipadukan?
Seseorang memilih dan meyakini suatu agama bukan tanpa
alasan namun karena ada tujuan untuk lebih memahami hidup. Selain itu agama
juga merupakan acuan nilai-nilai moral yang universal seperti tidak berbohong,
tidak mencuri, tidak berzina dan lainnya. Agama juga dijadikan suatu cara untuk
beribadah demi mencapai surga dan kehidupan yang abadi. Maka dari itu beberapa
orang mengatakan bahwa agama dan filsafat merupakan dua hal yang tidak dapat
disatukan. Namun menurut saya, agama dan filsafat adalah dua hal yang dapat
disatukan, mengapa demikian? Karena menurut saya seseorang yang beragama harus
memiliki alasan mengapa ia meyakini dan memilih agama yang diyakini dalam
hidupnya. Kemudian bagaimana orang tersebut meyakini adanya Tuhan dalam
hidupnya.
Ketika ada pertanyaan bagaimana dan mengapa saya meyakini
adanya Tuhan? Pertanyaan yang terlihat sederhana tapi sangat rumit dan krusial
untuk menjawabnya. Menurut saya keyakinan adalah sebuah kesepakatan yang sudah
melalui proses yang terjadi dalam hidup melalui pikiran dan hati serta
tindakan. Tuhan dalam hidup saya adalah sosok yang tidak berwujud tapi dapat
saya rasakan dan yakini jika Dia ada. Sebagai orang yang mempercayai adanya
Tuhan, saya bertanggung jawab terhadap ajaran-Nya yaitu dengan menjalankan
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Sehingga dengan mempercayai adanya Tuhan
saya dapat merasakan anugerah dan menghadapi cobaan dalam hidup yang diberikan.
Saya meyakini Tuhan itu ada, karena semua ciptaan yang
ada di alam semesta ini adalah atas kehendak-Nya dan tidak ada seorang pun yang
dapat melebihi kekuatan-Nya. Tuhan itu adil pada setiap ciptaan-Nya karena
memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai contoh manusia, Ia memberikan akal
pada umatnya sehingga kita bisa berfikir dan bisa menciptakan sesuatu yang
berguna untuk diri sendiri atau orang lain dalam menjalani hidup. Tuhan juga
selalu memberikan nikmat yang bisa kita rasakan setiap harinya. Walaupun Tuhan
memberikan cobaan itu tidak akan melebihi batas kemampuan umatnya. Oleh karena
itu saya merasa bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Tuhan selama ini.
Pernahkan kita bayangkan dan berfikir, jika ada orang
yang tidak percaya adanya Tuhan atau bisa disebut tidak beragama. Menurut saya
mereka tidak mempunyai tujuan hidup karena orang-orang yang seperti ini tidak
memiliki keyakinan yang harus dipertanggungjawabkan dalam hidupnya. Sebenarnya
mereka adalah yang sangat merugi baik di dunia atau akhirat karena kita tahu
bahwa kehidupan ini tidak abadi. Tidak hanya itu apa yang terjadi dan apa yang
ada dalam hidup ini sebelumnya sudah dituliskan oleh Tuhan. Berdasarkan agama
yang saya yakini yaitu islam bahwa semua yang diciptakan dan terjadi dalam
hidup ini sudah ada dan terjadi sebelumnya, ini dapat dilihat dalam kitab
Al-Quran. Maka dari itu saya yakin akan kebesaran Tuhan dalam hidup ini.
Alasan saya meyakini Tuhan karena saya memerlukan pedoman
dan petunjuk dalam hidup saya. Tanpa adanya tuhan atau tidak meyakini Tuhan
dalam hidup mungkin saya adalah orang yang tak punya akal dan iman. Saya
percaya adanya tuhan karena saya memerlukan ketenangan jiwa dalam hidup saya
sehingga saya tidak harus merasa ragu lagi dengan apa yang saya akan dan sudah
lakukan. Apa arti hidup saya jika saya sudah memilih agama tapi saya tidak
percaya adanya Tuhan. Oleh karena itu akal dan iman akan seiring berjalan jika
kita dapat memahami dan meyakini makna Tuhan dalam hidup.
Saya dilahirkan dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas
muslim atau beragama islam. Kedua orang tua saya juga adalah muslim. Saya
memeluk islam karena apa yang saya pelajari dan menjalani ritual hingga saat
ini adalah sebuah keyakinan berdasarkan ajaran islam. Lalu, bagaimana saya
menggambarkan sosok Tuhan dalam hidup saya??
Saya menggambarkan sosok Tuhan adalah Ia tidak berwujud
namun Dia ada dalam setiap akal dan iman yang diyakini oleh setiap orang. Tuhan
dalam hidup saya adalah yang menciptakan alam semesta beserta isinya dengan
segala keanekaragaman didalamnya. Tuhan tak pernah tidur dan lelah memberikan
pedoman pada umatnya sehingga Dia selalu ada untuk mendengarkan doa dan keluh
kesah semua umatnya. Sebagai umat manusia yang tak luput dari dosa, saya yakin
apa yang saya dapatkan dalam hidup ini berdasarkan kehendak-Nya. Dengan demikian,
memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu ada adalah sebuah arti, petunjuk dan tujuan
hidup sebagai umat manusia yang beragama.